Perusahan Listrik Negara atau PLN berupaya dalam mengurangi impor BBM. Hal itu selaras dengan Program Dedieselisasi PLN guna kurangi Impor BBM sebagai upaya transisi energi nasional serta mitigasi perubahan iklim. Upaya tersebut juga sebagai kemandirian energi nasional dalam mengurangin ketergantungan atas BBM dengan mengganti oleh energi terbarukan dan ramah lingkungan.
Menurut Darmawan Prasodjo selaku Direktur Utama PLN menyampaikan program dedieselisasi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) akan di ganti secara bertahap. Upaya tersebut dengan teknologi hybrid memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Langkah tersebut upaya untuk mengurangi emisi rumah kaca serta memperlambat dampak pemanasan global.
Pada saat ini setidaknya PLN memiliki lebih dari 5.200 PLTD yang tersebar di sekitar 2.100 lokasi. Harapanya Program Dedieselisasi PLN ini akan mengurangi dari segi faktor biaya oprasional yang sangat besar. Baik dari segi emisi dan biaya operasional PLTD akan bisa ditekan maksimal. Program dedieselisasi PLTD akan menghemat konsumsi BBM hingga Rp 722,1 miliar dan menurunkan emisi CO2 132 ribu ton per tahun.
Baca Juga : Kolaborasi Ekspor Benih Lobster Indonesia-Vietnam
Pemerintah Indonesia memproyeksikan Program Dedieselisasi sebagai upaya jangka panjang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat yang handal serta ramah lingkungan. Selain itu juga dapat menyelamatkan dari ancaman perubahan iklim. Langkah lain dari Program Dedieselisasi PLN berkolaborasi 3 perusahaan energi sekaligus. Seperti ib vogt GmbH asal Jerman, PT Indika Energy Utama Tbk. dan Infraco Asia Development Pte., Ltd.