Dugaan pemaksaan Dosen Dan Mahasiswa ( UNY )

Dugaan pemaksaan Dosen Dan Mahasiswa ( UNY )

Beberapa hari lalu, media sosial X dihebohkan dengan tudingan adanya pemaksaan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) terhadap mahasiswa dan dosennya. Dalam thread di akun @UNYJogja, mahasiswa S1 yang hendak diwisuda disebut-sebut terpaksa kuliah S2 dan dosen baru terpaksa melanjutkan S3 di kampus UNY.

Dalam thread tersebut juga disebutkan dugaan pemaksaan tersebut diwarnai dengan ancaman yang akan mempersulit proses wisuda, baik sidang skripsi maupun tahapan yudisium. Wakil Rektor Bidang Umum, Sumber Daya dan Hukum, Edi Purwanto menegaskan, tidak ada paksaan bagi dosen UNY untuk melanjutkan S3 di kampusnya sendiri.

Dikatakannya, UNY hanya akan memfasilitasi dosen yang ingin kuliah di kampus yang terletak di Jalan Kolombo tersebut. Di UNY tidak wajib, tapi kami fasilitasi. Karena di UNY tempat yang mudah. ​​Di UNY banyak sekali studi yang relevan. UNY tapi kalau mau ke luar negeri ya, jangan khawatir.

Meski tak memaksakan, Edi menjelaskan pihak kampus hanya mendorong dosen baru untuk melanjutkan studi S3. Sebab, menurutnya, sekolah (lanjutan) bagi dosen adalah hal wajib untuk meningkatkan kompetensi.

Bahwa bersekolah bagi dosen adalah sebuah kewajiban, bukan hak, karena untuk meningkatkan kompetensinya harus belajar, ujarnya. Sementara UNY dituntut untuk memperbanyak jumlah dosennya. Oleh karena itu, UNY mendorong dan menghimbau untuk melanjutkan studi, tambah Edi.

Memfasilitasi Dosen Yang Lanjut S3

Lebih lanjut Edi menjelaskan, UNY memfasilitasi pihak-pihak yang melanjutkan PhD. Nantinya UNY akan membiayainya dengan memberikan santunan pendaftaran dan bantuan biaya kuliah lanjutan.

Di beberapa perguruan tinggi terkadang harus mencari dana sendiri untuk studi lanjut melalui penyedia dana, namun UNY mengalokasikan dana untuk studi lanjut, kata Edi.

Edi pun menepis narasi di media sosial yang menyebutkan separuh pembayaran SPP berasal dari kantong pribadinya dan separuhnya lagi pinjaman lewat pinjol (pinjaman online). Ditegaskannya, UNY tidak pernah memberikan pinjaman dalam bentuk pinjaman.

Dijelaskannya, 50 persen biaya kuliah diberikan UNY secara gratis. Sedangkan 50 persen lainnya menggunakan dana pribadi. Jika mahasiswa kesulitan membayar sisa biaya studi yang 50 persen, Edi mengatakan UNY akan memberikan bantuan.

Kami berikan bantuan pendaftaran, biaya kuliah 50 persen selama enam semester dan bantuan penulisan disertasi, itu tidak masalah. 50 persen gratis. Jika Anda merasa sisa 50 persen tanggungan Anda tidak mampu, suruh mereka mengajukan permohonan ke rektor dan mencari bantuan lain, tapi jangan meminjam, jelasnya.

Dalam isu yang beredar di media sosial juga disebutkan bahwa dosen baru mendapat intimidasi dari UNY jika tidak melanjutkan studi di kampusnya. Mulai dari kesulitan karir hingga diberhentikan status pekerjaannya.

Edi mengatakan isu tersebut juga tidak benar. Sebab, UNY tidak mempersulit atau menghilangkan status kepegawaian. Tidak benar status kepegawaian akan dipersulit atau dihilangkan jika tidak melanjutkan disini (UNY). Sekali lagi studi lanjut wajib bagi dosen, tegasnya.

Baca Juga : Sebuah Mobil Menabrak Minimarket di Kawasan Bogor