Seorang warga negara India dilarikan ke rumah sakit dengan keluhan sakit perut yang parah. Hal ini membuatnya memerlukan operasi segera. Ternyata setelah diperiksa, ditemukan seekor belut hidup di perutnya.
Awalnya, pria berusia 31 tahun itu mengeluh sakit perut. Usai menjalani rontgen dan USG di Rumah Sakit Viet Duc, Hanoi, Vietnam, terlihat ada kerangka belut di rongga perutnya.
Rumah sakit Viet Duc segera mengumpulkan tim ahli endoskopi dan ahli anestesi untuk mengeluarkan belut tersebut.
Wakil Direktur Rumah Sakit Pusat Bedah Usus Besar dan Rektal, Dr Le Nhat Huy menjelaskan, pihaknya berupaya mengeluarkan belut tersebut melalui anusnya. Namun mereka kesulitan karena belut licin dan sulit diambil.
Karena tidak berhasil, tim dokter memutuskan untuk melakukan operasi darurat. Selama operasi, tim medis menemukan belut hidup di dalamnya yang menyebabkan kerusakan parah.
Mereka kaget, belut hidup yang ada di perut pasien ternyata cukup besar. Hewan tersebut berukuran panjang 65 cm dan keliling 10 cm.
Penampakan Belut di Perut
mereka menemukan bahwa belut telah menggigit rektum dan usus besar pasien sehingga menyebabkan perforasi usus dan peritonitis. Kondisi ini merupakan komplikasi berbahaya yang terjadi ketika jaringan lapisan lambung membengkak.
Tim dokter juga menemukan lemon di rektumnya. Tim bedah mengeluarkan belut dan lemon, kemudian memperbaiki kerusakan dengan menjahit lubang di rektum dan usus besar.
Karena kontaminasi yang disebabkan oleh feses dan risiko infeksi, dokter memutuskan untuk melakukan kolostomi. Prosedur ini diperlukan untuk mengalihkan kotoran dari area yang baru dijahit dan mencegah potensi komplikasi.
Dr Huy mengungkapkan ini adalah pertama kalinya mereka harus mengeluarkan hewan hidup. Dijelaskannya, belut merupakan hewan yang mampu bertahan hidup dalam kondisi anaerobik dalam waktu lama, dan dapat menusuk saluran pencernaan.
Sejauh ini, alasan pria tersebut memasukkan belut hidup ke dalam tubuhnya masih menjadi misteri. Namun, dokter menduga pasien melakukannya karena mengalami sensasi seksual yang tidak biasa.
Ia menyimpulkan, masyarakat tidak boleh memasukkan hewan melalui anusnya untuk menimbulkan sensasi yang kuat, karena konsekuensinya bisa parah. Ini juga memiliki hubungan antara obesitas dan penyakit ginjal kronis. Pasalnya, sleep apnea lebih sering terjadi pada penderita penyakit ginjal kronis.
Baca Juga : Rebecca Kloppet: Dari Layar Kaca Menuju Jutaan Hati
Ini juga memiliki hubungan antara obesitas dan penyakit ginjal kronis. Pasalnya, sleep apnea lebih sering terjadi pada penderita penyakit ginjal kronis. Hal ini dapat menyebabkan seseorang akan merasa lebih cepat lelah, lemas, dan sulit berkonsentrasi. Komplikasi penyakit lainnya adalah anemia yang dapat menyebabkan kelemahan dan kelelahan.
Dalam kebanyakan kasus, orang memasukkan benda ke dalam anusnya untuk kenikmatan seksual. Hal ini antara lain berkaitan dengan banyaknya saraf di anus yang membuatnya sangat sensitif.