Prajogo Pangestu pengusaha terkaya di Indonesia sekaligus pendiri Barito Pacific dengan total kekayaan mencapai US$52.9 milliar atau setara Rp829,2 triliun. Saat ini Prajogo Pangestu bermanuver dengan mengakuisisi Petrindo & BREN melalui aset proyek pengembangan energi angin di Indonesia.
Hal itu dibenarkan melalui penandatanganan perjanjian jual beli (SPA) Barito Wind bersama ACEN Investment HK Limited dengan UPC Renewables Asia Pacific Holdings. Di dalam perjanjian tersebut Barito Wind akan memiliki 51% dari tiga aset pengembangan. Sementara itu ACEN HK memiliki 49% aset saham. Dengan itu set pengembangan angin tahap akhir memiliki kapasitas potensial gabungan sebesar 320 MW.
Proyek pengembangan energi angin terletak di seluruh Indonesia meliputi Provinsi Sulawesi Selatan, sukabumi dan lombok. Untuk itu proyek energi angin akan dilakukan pembicaraan untuk kemitraan jangka panjang serta berkolaborasi. Kolaborasi ACEN dan BREN akan membentuk posisi terbaik untuk mengakses potensi serta berkontribusi pada lanskap energi terbarukan. Dalam hal itu ACEN dan Barito akan membantu Indonesia mencapai target energi terbarukan. Melalui inisiatif dekarbonisasi dengan tujuan nol emisi negara Indonesia.
Baca juga : Jelang Nataru Indonesia Stok Beras Bulog Mencapai 1,4 Juta Ton
Selain itu Kemitraan BREN dan ACEN berupaya dalam membangun Pembangkit Listrik Geotermal Salak dan Darajat sebesar 663 MW di Jawa Barat. Dengan itu Petrindo Jaya Kreasi menarik pinjaman dengan total Rp3,5 triliun. Atas hal itu manuver akuisi BREN dan CUAN menghasilkan tambahan kekayaan dan harga saham Prajogo Pangestu.
BREN Juga bermanuver berencana dengan akuisisi atas perusahaan energi terbarukan baik di dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu BREN mengumumkan Proyek Salak Binary dengan penambahan kapasitas sebesar 15 megawatt (gross) dengan total kemajuan mencapai 95,26 persen.