Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming berjanji untuk melakukan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Mereka berjanji akan meneruskan proyek yang dimulai di era Presiden Jokowi itu jika berhasil memenangkan Pilpres 2024. Jadi, jika benar Prabowo jadi presiden, bagaimana nasib IKN?
Prabowo-Gibran berkomitmen untuk meneruskan proyek ini sebagai bagian dari prioritas nasionalnya kelak. Sampai saat ini, hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei dan real count KPU menempatkan keduanya diurutan pertama pasangan yang mendapat perolehan suara terbanyak.
Proyek pembangunan ini merupakan salah satu upaya Jokowi untuk mendorong pemerataan pembangunan nasional. Mengurangi ketidakseimbangan secara geografis dan ekonomi yang selama ini cenderung terfokus di Pulau Jawa. Proyek IKN diharapkan bisa menciptakan pusat pertumbuhan baru diluar Pulau Jawa. Dan juga mempercepat transformasi ekonomi nasional dan meransang pemerataan pertumbuhan ekonomi.
Dalam berbagai kesempatan, Gibran menyampaikan bahwa proyek ini juga akan melibatkan investasi swasta dan investor diharapkan akan lebih banyak. Semua itu diharapkan setelah Pemilu 2024 berakhir atau ketika ada kepastian politik bahwa pembangunan IKN akan terus berlanjut.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Ahmad Muzani sempat mengatakan Prabowo bakal menambah anggaran untuk pembangunan IKN jika terpilih menjadi presiden berikutnya.
“Pak Prabowo bertekad akan tambah biaya pembangunan IKN. Kita ini mau pindah dari Jakarta ke Kaltim. Ini adalah tekad bersama yang telah disetujui oleh semua partai dan elit positif nasional” kata Muzani.
Bagaimana nasib IKN ??
Ekonom Center of Economic and Lau Studies ( Celios) Nailul Huda menilai proyek IKN masih berpotensi dilanjutkan kalau Prabowo jadi Presiden. Namun, ada beberapa risiko besar yang mengintai. salah satunya berkaitan dengan minat investor . Narasi Prabowo yang selama ini terkesan anti asing akan berdampak ke minat investor dari luar negeri ke IKN.
Narasi anti asing ini memang beberapa kali tertangkap dari pernyataan Prabowo. Salah satunya, saat kampanye terbuka di Stadion Krisdosono, Yogyakarta pada pilpres 2019 lalu.
Ia mengatakn jika investor asing “baper” dengan narasi itu pastinya akan berdampak ke minat mereka terhadap IKN. Jika itu terjadi, Pembangunan IKN hanya dapat bertumpu dengan investor dalam negeri dan BUMN. Masalahnya, seperti yang sudah terjadi sebelumnya, BUMN selalu butuh tambahan modal dari negara untuk melaksanakan proyek pemerintah. Tambahannya tentu tidak sedikit.
Dengan berbagai “janji mercusuar” Prabowo-Gibran, hal itu tentu akan membuat APBN jebol. Apalagi mereka juga memilliki janji melaksanakan program makan siang gratis kepada 82,9 juta orang. Program tersebut memerlukan anggaran hingga Rp400 triliun.
“Saya rasa beban APBN semakin berat karena IKN juga akan semakin banyak menggunakan APBN” ucapnya
Tidak hanya APBN, dengan tidak adanya investor yang masuk, IKN juga hanya jadi kota yang ramai dijam kerja saja. Selebihnya, IKN hanya bisa jadi kota mati, sehingga pengembangannya jadi gagal.